Manfaat Membaca Untuk Membangun Peradaban

Berbagai tokoh dunia sudah sering menekankan pentingnya membaca untuk kepentingan umat manusia. Berjuta pesan sudah dituliskan melalui berbagai karya, namun tetap saja tidak semua orang suka membaca, padahal sudah jelas dan pasti bermanfaat untuk mereka yang suka membaca.

Membaca adalah kegiatan sarat manfaat. Karena itulah kemudian muncul slogan-slogan seperti buku jendela dunia, banyak baca, banyak tahu, baca, baca, baca, dan lain-lain. Bahkan Barbara Tuchman pernah berkata bahwa buku adalah pengusung peradaban.


Tanpa buku sejarah diam. Sastra bungkam, sains lumpuh. Pemikiran macet. Buku adalah mesin perubahan, jendela dunia, mercusuar yang dipancangkan di samudera waktu.

Secara khusus, Jordan E. Ayan pernah menyatakan dalam bukunya yang berjudul Bengkel Kreativitas bahwa membaca memiliki dampak positif bagi perkembangan kecerdasan, yaitu:
  1. Mempertinggi kecerdasan verbal/linguistik, karena dengan banyak membaca akan memperkaya kosakata,
  2. Meningkatkan kecerdasan matematis-logis dengan “memaksa” kita menalar, mengurutkan dengan teratur dan berpikir logis untuk dapat mengikuti jalan cerita atau memecahkan suatu misteri,
  3. Mengembangkan kecerdasan intrapersonal dengan mendesak kita merenungkan kehidupan dan mempertimbangkan kembali keputusan akan cita-cita hidup, dan
  4. Membaca dapat memicu imajinasi dengan mengajak kita membayangkan dunia beserta isinya, lengkap dengan segala kejadian, lokasi dan karakternya.

Manfaat membaca buku yang lain adalah membentuk karakter dan kepribadian. Karena itulah kemudian sering kita mendengar pernyataan bahwa apa yang kita baca sekarang, seperti itulah kita 20 tahun mendatang.

Perpustakaan atau library (berasal dari bahasa Latin liber atau libri yang berarti buku) memegang peranan yang sangat penting dalam menumbuhkan minat baca masyarakat. Perpustakaan adalah sumber primer bagi setiap pencari informasi.

Perpustakaan adalah bangunan utama untuk melahirkan suatu komunitas ilmiah dan masyarakat informasi. Perpustakaan juga merupakan jalan untuk menuju masyarakat modern yang berperadaban.

Kondisi perpustakaan suatu bangsa merupakan cerminan atau refleksi dari tingkat kebudayaan serta tingkat peradaban yang telah dicapainya, dimana perpustakaan berkewajiban memperkenalkan dasar-dasar ilmu pengetahuan dan ketrampilan kepada masyarakat serta menanamkan sikap untuk terus belajar secara berkelanjutan sepanjang hayat (Rimbarawa, 2006 : 12).

Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh perpustakaan dalam menumbuhkan minat baca, antara lain dengan menambah koleksi-koleksi buku yang ada dengan buku yang menarik minat masyarakat, melengkapi fasilitas perpustakaan dan mewujudkan “pustakawan sahabat pelanggan”.

Keberadaan perpustakaan tidak dapat dipisahkan dari peradaban dan budaya manusia. Tinggi rendahnya peradaban suatu bangsa dapat dilihat dari kondisi perpustakaan yang ia miliki.

Pada hakekatnya perpustakaan merupakan hasil budaya berupa lembaga yang mengumpulkan, menyimpan, mengatur baik berupa karya cetak maupun karya rekam sebagai sumber informasi dan belajar dari generasi ke generasi.

Di Indonesia hanya ada lima jenis perpustakaan dan kelima jenis ini sudah ditetapkan di dalam UU Perpustakaan No 43 salah satunya pasal 22, ayat 2 Pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota menyelenggarakan perpustakaan umum daerah yang koleksinya mendukung pelestarian hasil budaya daerah masing-masing dan memfasilitasi terwujudnya masyarakat pembelajar sepanjang hayat.

Selain itu, peran pustakawan juga sangat menentukan. Pustakawan harus bersikap profesionalime terutama bangga dengan pekerjaan dan menunjukkan komitmen pribadi pada kualitas dengan benar-benar mendengarkan kebutuhan orang yang mereka layani.

Pustakawan perlu mensosialisasikan fungsi-fungsi perpustakaan kepada masyarakat sebagai sumber belajar dan informasi yang memiliki sifat praktis, demokratis dan ekonomis. Praktis dalam arti mudah diperoleh, demokratis dengan tidak membeda-bedakan status social dan ekonomis yakni murah bahkan gratis karena orientasi layanan perpustakaan berbasis layanan social bukan profit oriented.

Sekali lagi perhatian pemerintah pusat dan daerah sangat penting demi mengangkat kembali peran dan fungsi perpustakaan sebagai wahana belajar masyarakat sepanjang hayat.

Adapun langkah pertama untuk menumbuhkan budaya gemar membaca adalah dengan memperkenalkan arti penting membaca bagi kehidupan. Selanjutnya peran perpustakaan dan pustakawan sangat mendukung untuk menumbuhkan budaya gemar membaca.

Perpustakaan sebagai pusat sumber informasi dapat berperan untuk mempermudah akses informasi bagi setiap orang termasuk bagi golongan masyarakat yang tidak mampu asalkan perpustakaan dapat menyesuaikan diri dengan tren yang berkembang sekarang dalam hal pengelolaan informasi dan kemajuan teknologi informasi. Dengan adanya perpustakaan idaman diharapkan akan bisa meningkatkan kecerdasan bangsa.

sumber || bengkuluekspress.com

0 comments:

Post a Comment

Sebelum anda memberi komentar, silahkan masuk dengan menggunakan akun google atau URL openID anda agar kami dapat lebih mudah membalas komentar anda, terimakasih.