Albert Bandura |
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan
anak merupakan sistem kekerabatan inti dalam masyarakat, merupakan
wilayah yang potensial untuk menumbuhkembangkan kegemaran membaca .
Seperti pada tema pesta buku Jogja 2010 “Keluarga membaca Bangsa
bercahaya” mensiratkan bahwa justru dalam bagian kecil ini akan
diperoleh banyak manfaat dalam kaitannya untuk membudayakan kegemaran
membaca semenjak usia dini.
Dalam sebuah keluarga pula akan terjadi
transfer nilai dari orang tua kepada anaknya sehingga dalam keluarga
tersebut anak sebagai generasi penerus akan melanjutkan nilai-nilai yang
diberikan oleh orang tuanya. Demikian halnya budaya minat baca sebagai
satu nilai penanaman yang positif dari orang tua kepada anaknya.
Ada tiga alasan mengapa peran keluarga sangat mempengaruhi dalam penanaman nilai positif kepada anak:
- Keluarga memberikan pengalaman pertama dalam kehidupan seorang anak. Pengalaman pertama selalu memberikan dampak istimewa dan berarti dalam rentang kehidupannya.
- Pengalaman dalam keluarga akan selalu terjadi berulang-ulang
- Sejak awal interaksi keluarga selalu memberikan warna emosional yang menempatkan sebagai suatu yang unik bagi masing-masing keluarga tersebut.
Interaksi orang tua dengan anak seperti
ungkapan yang sering kita dengar “bayi yang lahir bagaikan kertas putih
bersih” adalah menunjukkan bahwa anak adalah cermin orang tuanya
sehingga apa yang ditanam orang tua maka akan tercermin dalam sikap
anak.
Permasalahanya adalah bagaimana
menanamkan kegemaran membaca dapat menjadi pilihan orang tua agar
kegemaran membaca dapat terus ditanamkan secara terus menerus ? Tentunya
hal ini bukan pekerjaaan yang mudah untuk dilakukan oleh orang tua
namun setiap orang tua hendaklah memahami bahwa ia mempunyai peran
strategis , sebab di tangan merekalah busur anak panah direntangkan .
Anak panah hanya meluncur kearah mana
sang pemegang busur menghendaki . Merekalah anak panah kita, demikian
dalam metafora Gibran. Kalau kita akan membiasakan anak untuk gemar
membaca, maka orang tua juga harus memberikan keteladanan untuk gemar
membaca juga.
Untuk mendekati fenomena ini dipergunakan
teori pembelajaran sosial Bandura yang merupakan perluasan dari teori
belajar perilaku yang tradisional (behavioristik) . Menurut Bandura
bahwa sebagain besar manusia belajar melalui pengamatan secara selektif
dan mengingat tingkah laku orang lain .
Pembelajaran melalui pemerhatian
merupakan pembentukan asas tingkah laku orang lain dan secara tidak
langsung mempelajari pula pemerhatian, pemikiran peringatan , peniruan
dengan tingkah laku atau gerak balas yang sesuai.
B Tujuan
Untuk mengetahui korelasi antara teori
pembelajaran sosial Bandara dengan pengaruh keluarga kepada anak dalam
kaitannya untuk peningkatan minat baca anak.
II Landasan Teori :
A. Minat Baca
Minat baca seseorang dapat diartikan
sebagai kecenderungan hati yang tinggi orang tersebut kepada suatu
sumber bacaan tertentu. Minat baca yang dikembangkan dalam keluarga
terutama sejak usia dini selanjutnya dapat dijadikan landasan bagi
berkembangnya budaya baca.
Interaksi yang terjalin antara orang tua
dan anaknya akan sangat berpengaruh pada pembentukan pribadi seorang
anak dengan interaksi yang baik dan hangat, anak akan mendapatkan
pengalaman yang sangat berarti dan mewarnai sikap , perilaku serta
kepribadian yang pada akhirnya akan membentuk konsep dirinya . Anak
amamat bai kedua orang tuanya yang masih bersih dan merupakan permata
yang sangat berharga.
B.Teori Pembelajaran Sosial Bandura
Ada banyak ahli yang memberikan definisi
teori, Kerlinger (1973) nenyatakan teori adalah sekumpulan konsep ,
definisi dan proposisi yang saling kait mengkait yang menghadirkan suatu
tinjauan secara sistematis atas fenomena yang ada dengan menunjukkan
secara spesifik hubugan-hubungan diantara variable-variabel yang terkait
dalam fenomena dengan tujuan memberikan eksplanasi dan prediksii atas
fenomena tersebut.
Gibbs (1972) mendefinisikan teori sebagai
suatu kumpulan statement yang mempunyai kaitan logis , merupakan cermin
dri kenyataan yang ada tentang sifat-sifat atau ciri-ciri suatu kelas,
peristiwa atau sesuatu benda .
Ahli lain Hage (1972) menyatakan bahwa
teori harus mengandung tidak hanya konsep dan statement tetapi juga
definisi baik definisi teoritis maupun definisi operasional dan hubungan
logis yang bersifat teoritis dan operasional antara konsep atau
statemen tersebut.
Albert Bandura dilahirkan 4 Desember
1925, di Kanada Dia memperoleh gelar bachelors degree dalam bidang
Psychology dari the University of British Columbia in 1949. Kemudian dia
melajutkan di University of Iowa, dan memperoleh gelar Ph.D. in 1952.
Teori Albert Bandura (1925) mengatakan
bahwa pembelajaran melalui pemerhatian merupakan pembentukan atas
tingkah laku prang lain , individu dan secara tidak langsung mempelajari
pula perubahan tingkah laku tersebut. Bandura menyebut orang yang
diperhatikan sebagai model .
Adapun ciri-ciri teori pembelajaran sosial adalah :
- Unsur –unsur pembelajaran utama ialah pemerhatian dan peniruan
- Tingkah laku , model boleh dipelajari melalui bahasa dan teladan
- Proses pembelajaran meliputi pemerhatian, pemikiran, peringatan, peniruan dengan tingkah laku atau gerak yang sesuai dan diakhiri dengan peneguhan positif.
III. PEMBAHASAN
Keluarga sebagai bagian terkecil dari
sistem sosial negara merupakan tempat pendidikan generasi penerus yang
pertama dan utama. Dalam keluarga pula dikembangkan nilai-nilai yang
akan membentuk ketika seorang anak menjadi dewasa kelak. Pada awalnya
melalui proses pendidikan di lingkungan keluarga , anak-anak mulai
dikenalkan dengan nilai-nilai budaya , budi pekerti yang berlaku dalam
masyarakat . Anak menjadi paham sikap apa yang tidak boleh dan apa yang
boleh dilakukan . Melalui proses ini anak-anak mulai mengenal tata cara
yang berlaku dalam masyarakat sehingga akan meningkatkan kualitas
hidupnya.
Saat ini minat baca khususnya di
Indonesia dapat dikatakan masih rendah seperti pada paparan Badan Pusat
Statistik (BPS) pada tahun 2006, ternyata masyarakat Indonesia lebih
memilih menonton TV (85 %) dan/atau mendengarkan radio (40,3%) daripada
membaca Koran (23, 5%) .
Data-data diatas menunjukkan bahwa minat
baca di Indonesia masih rendah . Maka disinilah peran keluarga dalam
menanamkan minat baca anak semenjak dini terus menerus di lakukan agar
dapat menciptakan generasi penerus yang mempunyai minat baca tinggi.
Peran keluarga dalam memberikan
keteladanan untuk memotivasi anak-anaknya agar menggemari budaya membaca
dapat dilakukan dengan membangun sebuah perpustakaan keluarga sehingga
dalam saat-saat senggangnya sebuah keluarga dapat berkumpul di suatu
tempat yang dijadikan perpustakaan keluarga sehingga akan tercipta
budaya membaca dengan sendirinya tanpa pihak orang tua harus
memaksa-maksa anak untuk membaca buku-buku pelajaran misalnya.
Orang tua juga dituntut untuk memberikan
keteladanan untuk menyukai membaca buku-buku yang bermutu sehingga anak
akan meniru kebiasaan ini dan tidak akan terjerumus dengan membaca
buku-buku yang tidak baik seperti buku-buku porrnografi misalnya.
Maka sesuai dengan teori Bandura dimana
orang tuanya sebagai model yang akan ditiru oleh anaknya, maka apa yang
akan dilakukan orang tuanya akan dilakukan pula oleh anaknya. Orang tua
menggemari membaca , maka anaknyapun akan mempunyai kebiasaan pula
membaca tanpa harus ada keterpaksaan.
IV. Penutup
Kesimpulan
Peranan keluarga dalam membudayakan minat
baca mempunyai potensi yang besar sehingga orang tua sebagai model
sangat mempengaruhi kebiasaan anak pula. Maka ada beberapa faktor yang
mampu mendorong bangkitnya minat baca yaitu :
- Rasa ingin tahu yang tinggi atas fakta , teori, prinsip, pengetahuan dan informasi
- Keadaan lingkungan fisik yang memadai dalam arti tersedianya bahan bacaan yang menarik, berkualitas dan beragam
- Keadaan lingkungan social yang kondusif, maksudnya adanya iklim yang selalu dimanfaatkan dalam waktu tertentu untuk membaca
- Rasa haus informasi, rasa ingin tahu terutama yang actual
- Berprinsip hidup bahwa membaca merupakan kebutuhan rohani.
Saran
Pentingnya model dalam pendidikan anak
seharusnya benar-benar dipahami orang tua dalam membentuk karakter,
kebiasaan anak sehingga orang tua dalam memberikan pendidikan usia dini
sangatlah penting untuk memberikan keteladana karena anak usia dini
mempunyai kecenderungan untuk meniru apa yang ada disekitarnya.
Maka dalam tulisan ini berbicara tentang
menumbuhkan minat baca maka peran orang tua sangat diharapkan dengan
membiasakan diri membaca buku-buku bermutu akan ditiru oleh anaknya dan
jika memungkinkan dapat membangun sebuah perpustakan keluarga untuk
membiasakan anak apabila menemui kesulitan dalam pelajaran mereka akan
bertanya pada rujukan yang sesuai.
Daftar Pustaka
- Albarobis, Muhyidin, Buku itu candu, 2010 dalam harian Kedaulatan Rakyat 11 Maret
2010 - Buletin Pusat Perbukuan Vol 5 , 2001 dalam Sutarno NS
Rosdiana , Afia, Keluarga Membaca Bangsa Bercahaya,2010, dalam harian Kedaulatan Rakyat 13 Maret 2010 - Kholil Anwar, Blogspot.Com /2009/01 Teori Pembelajaran Sosial diakses tanggal 7 Oktober 2011.
- Istiana, Purwani , Peran Perpustakaan Dalam Penyelenggaraan Homeschooling dalam WIPA Vol 12 edisi Juni 2010 terbitan Universitas Atma Jaya Yogyakarta
- Sutarno NS, 2003 Perpustakaan dan masyarakat, Jakarta : Yayasan Obor Indonesia
- Zamroni, 1992 Pengantar Pengembangan Teori Sosial, Yogyakarta : Tiara Wacana
0 comments:
Post a Comment
Sebelum anda memberi komentar, silahkan masuk dengan menggunakan akun google atau URL openID anda agar kami dapat lebih mudah membalas komentar anda, terimakasih.